Terapi Lintah untuk Diabetes
Pada
saat ini, Diabetes adalah salah satu penyakit kronis paling lazim di
dunia. Jutaan orang telah didiagnosa menderita Diabetes dan trend
penyakit ini dari hari ke hari makin meningkat. Penelitian di Amerika
pada tahun 2009 lalu menempatkan Diabetes sebagai 1 dari 10 penyakit
yang membutuhkan biaya pengobatan paling mahal. Mantan Presiden
Indonesia ke – 4 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pun didiagnosa
menderita penyakit berbahaya ini, hingga menyebabkan wafatnya beliau.
Diabetes sendiri disebabkan kondisi gagalnya pankreas memproduksi
insulin yang cukup. Diabetes yang banyak menyerang adalah tipe 1 dan 2.
Diabetes tipe 1 biasanya awal masa kanak-kanak, di mana terdapat
penipisan insulin absolut. Sedangkan diabetes tipe 2, serangan biasanya
di usia dewasa sekitar usia 45 tahun atau lebih; di mana produksi
insulin terjadi, tetapi jumlah insulin yang diproduksi tidak mencukupi.
Ketika kita memakan sesuatu, maka zat gula yang dimakan akan berubah
menjadi glukosa, lalu memasuki aliran darah dan didistribusikan ke
sel-sel tubuh kita. Glukosa adalah “makanan” yang memberi energi bagi
berfungsinya sel kita dan insulin sangat penting untuk menghancurkan
glukosa ke dalam bentuk yang dapat digunakan sel-sel kita. Tanpa insulin
atau dengan terlalu sedikit insulin, glukosa tidak akan diserap oleh
sel-sel kita, pada akhirnya menyebabkan sedikit atau tidak adanya
energi.
Pada kondisi demikian, glukosa tetap di dalam darah dan menyebabkan
penebalan pembuluh, yang dapat membuat komplikasi di dalam tubuh.
Pengangkutan darah dari satu organ ke yang lain memerlukan lebih banyak
usaha, yang mengakibatkan dinding pembuluh menebal dan menjadi kurang
fleksibel. Hati juga menjadi di paksa lebih banyak bekerja untuk memompa
darah ke seluruh tubuh lebih berat, pembuluh darah menebal dan lebih
susah dilewati. Ini akhirnya menyebabkan komplikasi pada organ utama
seperti serangan stroke, serangan jantung maupun emboli paru-paru.
Salah satu cara yang efektif mengobati diabetes adalah dengan terapi Lintah
atau Hirudo Theraphy. Sebagaimana diketahui, pada saat lintah
menggigit, maka lintah akan mengeluarkan bermacam zat. Salah satu dari
zat tersebut adalah hirudin yang mempunyai fungsi anti koagulan dan
melancarkan aliran darah.
Pada pasien diabetes dengan kekentalan darah tinggi, zat ini akan
membantu mencegah pembekuan darah, mengencerkan dan melancarkan aliran
darah pasien. Manfaat lainnya, darah lebih mudah beredar dan
berkurangnya tekanan pada jantung dan pembuluh darah secara signifikan.
Zat-zat lain pada liur lintah akan memberikan kontribusi pada perbaikan
dan normalisasi sirkulasi kapiler. Ada juga zat lain yang menghasilkan
analgesik alami, memberikan sifat antibakteri, menurunkan tekanan darah
dan mempunyai efek anti inflamasi.
Salah satu penterapis, Muhyidin, di Kauman Jogja menggunakan lintah
untuk terapi diabetes. Muhyidin dapat memiliki keahlian ini berdasarkan
kejadian yang menimpanya sendiri. Dimana setelah 10 tahun menderita
diabetes, ia di vonis, kakinya harus diamputasi oleh Dokter. Sesuai
informasi temannya, Muhyidin menggunakan lintah untuk mengobati kakinya.
Ajaib! setelah beberapa saat pengobatan, dia tidak merasakan sakit lagi
bahkan walau meminum air gula sekalipun. Dan akhirnya sembuh sama
sekali dari diabetes yang dideritanya.
Dalam diabetes, perawatan jari tangan dan kaki pada penderita sangat
penting dan karena sirkulasi darah diabetes dapat lamban, di mana
kadang-kadang darah tidak mampu sepenuhnya menembus kapiler, tubuh tidak
bisa menyembuhkan luka kecil, atau lebih buruk lagi, nekrosis atau
matinya jaringan. Hal ini dapat menyebabkan diamputasinya jari, kaki
atau anggota badan lain yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran
pembusukan akibat diabetes ke bagian tubuh yang lain. Terapi lintah
telah diketahui berabad-abad dalam meningkatkan sirkulasi di bagian
distal tubuh yakni kaki. Efek pemulihan hirudotherapy menghasilkan
peningkatan sirkulasi mikro yang sangat penting dalam mencegah amputasi
jari tangan dan kaki seperti pada kasus Muhyidin diatas.
Sumber : www.thejakartapost.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar